Oh Bok-nyeo

 

Dikatakan bahwa Seodo-minyo dapat dengan benar dinyanyikan jika penyanyi meminum air sungai Daedong. Seodo-minyo adalah lagu-lagu dari daerah barat laut seperti Provinsi Hwanghaedo dan Pyeongando. Dan sungai Daedong ini melalui kedua daerah tersebut. Singkatnya, orang percaya bahwa seseorang yang dilahirkan dan dibesarkan di daerah ini saja yang dapat menyanyikan lagu-lagu daerah tersebut, dengan mengekspresikan nuansa sentimental daerah sepenuhnya. Namun masa kini saat Korea Selatan dan Korea Utara telah terbagi selama hampir 70 tahun tidak dapat mengharapkan penyanyi berlatar belakang seperti itu lagi. Terlebih lagi dilaporkan bahwa, nyanyian tradisional sudah hampir hilang di daerah Korea Utara.

Dalam hal ini kami merasa bersyukur karena Seodo-minyo atau nyanyian Seodo masih dinikmati di Korea Selatan. Hal ini dimungkinkan karena adanya seorang penyanyi master bernama Oh Bok-nyeo di Korea Selatan. Dialah satu-satunya penyanyi yang dapat melestarikan nyanyian Seodo tersebut.

Penyanyi master Oh Bok-nyeo lahir di Pyeongyang pada tahun 1913. Dia mempelajari Gagok, lagu klasik Korea dan nyanyian Seodo di SLTA Seomun Pyeongyang. Setelah menguasai Gayageum dan tari pengadilan istana, ia menjadi terkenal sebagai penyanyi master kecil.

Setelah menikah, dia berperan sebagai ibu rumah tangga yang bahagia saja. Tapi, tidak lama kemudian Perang Korea terjadi dan suaminya diculik ke Korea Utara serta tiga orang anaknya tewas dalam pengeboman. Bersama dengan satu-satunya anaknya yang masih hidup, ia melarikan diri ke Korea Selatan dan bersusah payah untuk hidup dengan menjual sayuran, kue beras, bubur dan sebagainya.

Dia menjalani segala macam kesulitan tersebut sampai susah bergerak karena menderita tulang punggung bengkok. Dikatakan bahwa, dia selalu menggantung instrumen Janggu pada setiap kali naik panggung supaya menyembunyikan bentuk badannya yang tidak normal.

Pada tahun 1960 penyanyi Oh Bok-nyeo pindah ke Seoul dan memulai kehidupan yang baru sesudah menemui penyanyi-penyanyi dari daerah Barat Laut seperti Jang Hak-seon dan Kim Jeong-yeon. Pada saat itu, di Teater Seni Myeongdong diselenggarakan pertunjukan nyanyian Gyeongseodo tiga kali sehari selama empat hari.

Melalui kesempatan itu, nyanyian Seodo menarik perhatian para sarjana dan Oh Bok-nyeo ditentukan sebagai pemegang seni nyanyian Seodo pada tahun 1971. Pada tahun 1990, dia mendapat kesempatan untuk menampilkannya dalam pertunjukan di kampung halamannya, Pyongyang, melalui Konser Unifikasi antar Korea.

Pada tahun 2001, penyanyi master Oh Bok-nyeo meninggal dunia. Tapi nyanyian-nyanyian kuno yang berharga ini dapat dilestarikan karena almarhum meninggalkan banyak album semasa hidupnya.



Source :KBS co kr
@IniSajaMo

Comments